Monday, March 25, 2013

Homesick



"Well, we talked about that, we're gonna find a new home out here somewhere.. Right ? Wherever we're all together. That's home."

Itu kalimat sebelum lastline-nya film 2012 , sederhana, tapi cukup untuk bikin otak gue jadi ngefreeze sejenak. Berpikir, tentang sesuatu bernama "rumah" itu.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Oh ya, gue gak pernah ngerti kenapa ponakan gue yang umurnya baru 4 tahun itu sangat doyan nonton filmnya 2012 . Di saat temen-temennya yang seumuran masih nonton Alvin and The Chipmunks, dia malah hobby nontonin film bencana alam. Dan sore ini pun gue terpaksa nemenin dia nonton film itu. Horror.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

"Rumah itu bisa di mana saja, di mana pun kita bisa ngerasa nyaman, secara hati tentu saja. Iya, sesederhana itu"

Jadi setau gue, rumah itu bisa jadi bermacam-macam. Tergantung. Buat sebagian orang, rumah itu tempat. Buat sebagian lainnya, rumah itu hobi. Dan buat sebagian yang lainnya lagi, rumah itu, seseorang.

Dan buat gue, rumah itu, dia.

Iya, dia. Seseorang yang gue panggil "Sayang". Seseorang yang rela nemenin gue dua tahun lebih ini. Seseorang yang dengan alay-nya selalu gue kirimin dengan 3 smiley paling maut (baca :) hampir setiap pagi. Seseorang, yang dengan khilafnya bisa jatuh cinta sama gembel bau ikan asin macem gue. Seseorang yang gue sayang, setengah mampus.

Dia adalah rumah yang akhirnya gue temukan setelah capek guling-guling jadi gelandangan, homeless. Rumah yang mungkin gak sempurna, tapi sudah lebih dari cukup untuk membuat gue gak pernah berpikir mencari rumah yang baru, rumah yang mungkin lebih megah. Dan gue, betah dengan rumah ini.

Yah, senggaknya itu yang gue rasa, kemaren.

Sekarang ? Entah, rasanya ada sesuatu yang salah. Gue masih berada dalam rumah yang sama,hati yang sama, tapi sesuatu yang salah itu yang sepertinya membuat gue ngerasa jadi gelandangan lagi. Dan seperti yang seorang gelandangan biasa lakukan, gue luntang-lantung. Hati gue luntang-lantung.

Gue gak tau kenapa, mungkin gue yang salah, mungkin rumahnya yang salah, mungkin juga kita berdua yang salah, atau, mungkin hanya keadaannya yang salah. Sekali lagi, gue gak tau. Dan sampe saat ngetik ini pun, gue masih belum punya cukup nalar buat mengerti.

Gue merindukan rumah yang sedang gue tinggali.
Menyedihkan ? Iya, gue tau.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Tapi senggaknya gue yakin, bahwa semua orang, pasti punya rumah masing-masing, rumah yang akan membuat kita merasa benar-benar nyaman hanya dengan berada di dalamnya, rumah yang tepat. Rumah yang akan kita tinggali seterusnya.

Kita cuman perlu menunggu untuk menemukan rumah yang tepat itu.

Atau mungkin, menyadari, bahwa kita sudah menemukannya.

Dan gue ?? Gue gak tau dan mungkin gak peduli di mana rumah yang tepat buat gue.
Yang gue tau, di mana pun itu, gue pengen buru-buru pulang.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Dan buat kamu. Iya kamu, saya kangen. Sumpah. Tapi saya tau, ngomong kangen aja gak bakalan cukup, makanya saya nulis panjang-panjang gini, biar kamu bisa tau, apa yang saya rasa. Atau kalau saya bisa berharap lebih, biar kamu bisa ngerti.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Bener kata tetangga, galau itu bisa bikin kita ngomong ngelantur, seperti gue dan postingan alay ini.

Udahan dulu, Salam Gembel.. :*

Oh iya, ada yang bisa kenalin gue sama Ve JKT48 ?? Gue lagi ngefans sama dia sekarang.. :p

Saturday, November 12, 2011

Ladies First !!

"COWOK ITU SEMUA GOBLOK, EGOIS, SELFISH, MAUNYA MENANG SENDIRI.." teriak si Citra dengan muka merah keunguan + ekspresi seperti nahan kentut.

Haah, dia baru aja berantem sama cowoknya, dan gue -yang dengan naas- jadi sasaran amuknya.

"Tapi kan,," gue nekat motong omongannya, tapi belum sempat omongan gue kelar,

"TAPI APA HAAH..??" si Citra melototin gue, sekarang mukanya berubah persis gorilla pengen kawin.

"Hhe, nggak.."

Sebetulnya gue pengen bilang, kalo cewek itu juga goblok, egois, selfish, maunya menang sendiri. Tapi gue takut dibejek-bejek, dicakar-cakar, dibakar, mati mengenaskan, trus dibikin sate.

Yah, memang salah gue, mau-maunya dengerin curhatan gorilla satu ini,,apalagi mengingat gue cuma di"imingi" pake permen telor cecak warna warni..

........

Dan percakapan disfungsional ini pun memberikan gue satu pelajaran penting. Jangan pernah mau dengerin curhatan gorilla betina pengen kawin tanpa didampingi oleh pawangnya. Jangan pernah, sahabat-sahabatku.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Yah, cewek itu egois, selfish, mau menang sendiri.

Gue bilang gini bukannya tanpa alasan, tapi ya memang kenyataannya seperti itu..contoh kecil keegoisan makhluk satu ini, yaitu mereka sangat gengsi dan susah buat minta maaf, walopun dah jelas-jelas salah. Ujung-ujungnya, harus kaum cowok pula yang minta maaf.. Gak ngerti?? Coba simak percakapan gue dan si gorilla betina pengen kawin ( baca: GBPK) di bawah ini .

Gue: Cit, gue ngilangin novel lo..
GBPK: Apa???? enak banget lo ngomongnya, itu novel belinya pake duit tau, bla bla bla bla bla...$%^&!@
Gue: Ya maaf cit, gue gantiin deh.

Nah, ini mah masih normal , gue yang salah gue yang minta maaf. Tapi, giliran dia yang salah..

GBPK: Pii, gue ngilangin komik lo..
Gue: Apa???? kok bisa ilang seh?? itu komik belinya pake duit tau, bla bla bla bla bla...$%^&!@
GBPK: Eh, gue kan ngomongnya baek-baek, gak usah nyolot gitu dong, bla bla bla bla bla...$%^&!@$%^&!@$%^&!@$%^&!@, gue makan lo, GUE MAKAN..
Gue: Ya maaf, yaudah deh gak usah diganti.

Kejam bukan?? dia yang salah dan harus gue lagi yang harus minta maaf.

Dan faktanya, bukan si GBPK aja yang punya kebiasaan biadab macam ini. Mungkin, semua cewek punya..

Egois bukan?? yah, sangat egois memang..

Satu lagi kebiadaban kaum cewek yang cukup bikin gue jadi gondok, mereka menyebutnya, emansipasi.

Kata orang, sekarang jaman emansipasi wanita. Sebetulnya apa sih emansipasi wanita itu?? Katanya sih, emansipasi wanita itu semacam bentuk persamaan hak antara cewek dan cowok.. Dimana cewek berhak malakukan dan mandapatkan apapun yang mereka inginkan tanpa terkendala masalah genre.

Yang jadi masalah, cewek-cewek jaman sekarang dengan seenak udel mereka  menggunakan kata "emansipasi" sebagai senjata ampuh untuk mengeksloitasi kami, para makhluk bertitit.

Pernah dengar kan istilah "Ladies First" ?? nah, ini salah satunya..seperti om Kahlil Gibran yang berjaya dengan kumpulan puisi-puisinya, om Mario Teguh dengan kata-kata Golden Ways, maka para cewek juga berjaya dengan kata " Ladies First" ini..mereka dengan seenak jidatnya pake kata ini, anywhere, anytime..

Pas ada yang enak-enak aja, kayak pembagian BLT, pembagian gigi palsu, sunat gratis, mereka selalu bilang dengan wajah yang dimanis-maniskan , "Ladies First, dong" ,kami makhluk bertitit cuma bisa pasrah..

Tapi, giliran something seperti disuruh loncat ke jurang , mereka dengan manjanya bilang, "Cowok kan makhluk pemberani, jadi duluan dong", kami makhluk bertitit lagi lagi cuma bisa pasrah sambil manggut-manggut.

Ada temen cewek gue di kampus yang bilang "Ladies first itu cuma untuk kondisi tertentu aja..

"Kondisi apa?? yang enak-enak aja??" gue bilang.

"Hhe, ya iyalah."

"....." Gue gondok.

Mereka gak tau apa bagaimana sejarah kata Ladies First itu?? Well, gue sebenernya udah lupa dimana pernah denger ini, kayaknya di tipi deh. Tapi pas gue nyari-nyari di gugel buat mastiin, kok gak ada yah.. -_-a .

Gue ceritain sedikit, setau gue sih, CMIIW, kata Ladies First itu pertama kali muncul waktu masa Perang Dunia II. Dan waktu itu, kata itu sama sekali tidak mencerminkan emansipasi dan meninggikan kaum perempuan. Dan kata itu hanya diucapkan oleh para pria. Kenapa?? pada masa perang, nggak ada tempat yang bisa benar-benar dibilang aman. Hampir semua tempat dah dipasangi ranjau darat, granat, atau semacamnya. Tinggal salah injek, innalillahi deh. Nah, kaum pria menggunakan istilah Ladies First itu untuk membuat kaum wanita berjalan lebih dulu, jadi kalo di depan misalnya ada ranjau, si perempuan lah yang kena, bukan yang pria. yah, karena perempuan gak bisa angkat senjata buat perang, jadi satu-satunya kegunaan mereka yah hanya itu, jadi umpan. Ladies first, selangkah, dua langkah, tiga langkah, dan KABOOMM...innalillahi.



Hmmm....jadi buat para cewek, bijaklah sedikit, jangan seenak udel aja memperlakukan kami makhluk bertitit..kan kita sama-sama makhluk Tuhan, yah yah yah???



Akhir kata..

Hidup makhluk bertitit..

Hidup makhluk bertitit..

Hidup ibu ibu hamil..

Hidup..


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Sekedar re-post postingan jadul..

Udahan dulu deh..

Salam Gembelll..

Tuesday, November 8, 2011

Ice Skampreting..

"Eh, Pii, ada poto-poto lu yang barusan ke-aplot di pesbuk, lucu deh, kacau semua.. Tapi kasian gue ngeliat lu." si Mika sms gue.

"Ngghh ?? Blom sempet liat, emang di poto ntu gue lagi ngapain ??" , gue penasaran.

"Itu loh, yang lagi maen ice skating..lu yang paling mencolok, jatoh lah, berdirinya juga kaku..hhuahaahaa.."

"Nghh ?? Salah liat lu, orang lain kali.. Gue gak pernah maen ice skating tuh.." gue pura-pura amnesia. Gagal.

Aib gue kebuka. Kamprettt.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Entah siapa yang ngomporin pertama kali, tapi yang jelasnya gue exited pas temen-temen ngajakin buat nyobain tempat ice skating yang baru buka.

Lagian gue juga blom pernah ngerasain yang namanya ice skating. Gue merasa tertantang. Jiwa muda gue bergejolak.

Kelar ngampus, kita rame-rame menuju tuh tempat buat maen ice skating.

Gue ngeliat di dalem arena banyak orang yang lari-larian kesana kemari, ketawa ketiwi. Gue jadi makin penasaran buat nyobain.

Kita pun nyewa sepatu skatenya, dan hal yang paling menonjol dari sepatu skate sewaan ini adalah, baunya yang kayak ketek basi. Seriusan. Gue gak tau juga kenapa baunya bisa se-spektakuler itu.

Sepatu udah, kita pun siap buat masuk ke arena. Karna pintu masuk ke arenanya kecil, jadi yah kita masuknya satu-satu.

Giliran Ican yang pertama. Pas masuk, wuuuiisshh..dia langsung girang dan lari-larian kesana kemari. Senyumnya berkibar-kibar. Hidungnya kembang kempis.

Selanjutnya giliran Rangga yang masuk, dia pun gak kalah girangnya.

Dan bagaikan sepasang penguin yang lagi pemanasan buat kawin.

Mereka berdua terlihat sangat riang gembira.

Couple of the Year

Entah, apa karena ini pertama kalinya mereka ngeliat es segini banyak ? Ato karena mereka ngerasa tempat ini sangat mirip dengan habitat asli mereka ? Gue gak tau.

Yang jelas mereka sukses bikin gue mupeng buat cepet-cepet masuk ke arena. Gue udah ngebayangin rasanya lari-larian diatas es. Indahnya.

Dan akhirnya pun giliran gue. The moment of truth. Semuanya seolah slow motion. Jarak gue tinggal selangkah dari es. Gue mandangin sepatu skate bau ketek dan arena es di depan gue secara bergantian dengan penuh khidmat. Kayak di film-film.

"Tunggu aku, Ican, Rangga, kita akan menari bersama..", begitulah kira-kira backsoundnya.

Dengan penuh percaya diri, gue pun mantap melangkahkan kaki kanan gue ke arena, dan saat sepatu gue menyentuh permukaan es..

BLEETAAKKK..

Gue nyusruk dan langsung melakukan aksi cium tanah air.

Kampret.

Gue gak tau kenapa gue bisa jatoh. Gue berusaha stay cool, benerin poni, yang tadi itu pasti cuman karna grogi.

Sebetulnya sih gue pengen bilang kalo yang tadi itu tuh bagian dari ritual penghormatan sebelum gue main. Sayangnya entah kenapa gue ngerasa yakin banget kalo gak bakalan ada yang percaya.

Masih dalam posisi nyusruk, gue pun berusaha bangkit. Tapi blum sempat gue berdiri..

GEDUBBRAAAKKK...

Lagi-lagi gue jatoh. Orang-orang di luar arena pada cekikikan. Mereka pasti ngetawain gue. Kancut.

Tapi senggaknya ketahuan juga apa yang bikin gue jatoh. Ternyata arena es itu licinnya setengah mampus.

Beberapa kali gue coba berdiri, dan beberapa kali juga gue selalu sukses nyusruk.

Kalo jatoh terus lah gue kapan maennya ?? Hati gue menjerit. Gue gondok.

Prihatin dengan keadaan gue yang bahkan berdiri pun gak bisa, guard yang kebetulan lagi ada disitu akhirnya nyuruh gue buat muter-muter arena dulu sambil pegangan di dinding. Biar terbiasa katanya.


Kampretnya, gue gak bisa terbiasa, yang ada gue cuman muter-muter di pinggiran arena sambil pegangan kuat-kuat. Setiap kali gue nekat buat ke tengah dan coba ngelepas pegangan, gue pasti langsung jatoh guling-guling di atas es. Mengenaskan.

Satu jam permainan, dan satu jam juga gue cuman bisa pegangan. Tangan gue sampe merah-merah.

Pas waktunya udah hampir selesai, temen-temen ngajakin gue buat poto bareng di tengah arena.

DITENGAH.

Artinya gue harus bisa sampe ke tengah, sedangkan buat berdiri aja susahnya setengah mampus.

Akhirnya buat satu pose ditengah arena aja lamanya bukan main, cuman buat nungguin gue sampe di tengah..

Dan kurang ajarnya, si potograper pun ikutan mengabadikan aib moment-moment jatuh bangun itu.. -..-




Akhirnya bisa pose juga..


Pas si guardnya niup peluit tanda waktu habis, gue sumringah. Ingin rasanya gue sujud syukur, penderitaan gue pun akhirnya berakhir.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Mulai saat itu gue pun bertekad dalem hati.

Gue emoh maen ice skating lagi. -_-

Udah dulu deh.

Salam Gembel..