Wednesday, March 23, 2011

Unrequited Love

Sebelum dibaca lebih lanjut, for your info, postingan ini cuma sarana curcol gue yang lagi pengen ber-melankolis-ria. Jadi isinya agak lebay bin alay lay cikicikibumbum. Tapi kalo masih minat baca, yah monggo.

Begini.

Pagi itu gue bahagia, setidaknya untuk sejenak. Alasannya sangat sederhana, pas gue lagi nongkrong di kampus, tiba-tiba gue ngeliat seorang cewek muncul secara ajaib. Dan gue, sangat kenal dengan cewek itu. Gue tau kalo namanya Anindya Larasati. Gue tau kalo dia juga Sagitarius, tapi setahun lebih tua dari gue. Dan gue juga tau kalo dia udah punya pacar, dan sekarang pacarnya lagi di luar kota, long distance relationship. Gue tau kalo dia juga kuliah di universitas yang sama dengan gue, jurusan bahasa, tapi beda lokasi kampus, makanya gue gak nyangka bakalan liat dia, 10 meter di hadapan gue.

Pagi itu dia pake kaos coklat, cardigan item, rambut diikat keatas trus pake tusuk konde ala harajuku. Benar benar mirip karakter kartun cewek di serial-serial animasi jepang. Dan dipadukan dengan wajahnya yang mirip "Shireen" sama "Andrea Dian" ngeblend (ini serius), gue pun benar-benar ter-influance ngeliatin dia. Serasa pengen mimisan.

Anin pernah jadi teman kerja gue. Ralat, gue pernah satu tempat kerjaan bareng dia, tapi kita gak temenan. Kita beda kasta. FYI, waktu itu dia jadi "performer", dan gue jadi "caster". Ya, kita kerja di dunia yang menghibur orang-orang. Setiap dia perform, gue selalu usahain buat duduk paling depan, cuma bisa bengong, mulut nganga dengan liur netes-netes (gak, gue gak rabies), gue hanya terpesona. Diam-diam, gue menaruh perasaan. Diam-diam.

Gue, seperti gembel yang jatuh hati pada idolanya.

Ironisnya, seperti kisah cinta yang gak kesampaian. Gue cuma bisa ngeliatin dia tanpa bisa ngapa-ngapain. Dia dengan gue, seperti langit dan cacing tanah, beda jauh. Seperti pungguk merindukan bulan. Dan bagaimanapun gue berusaha, dia tetap saja, seperti biasanya, tak tersentuh.
 
Dan seperti pagi itu, saat gue udah setengah mampus terpesona ngeliatin dia, saat gue udah kenal dia. Dia sama sekali gak ngelirik gue. Dia bahkan mungkin gak kenal dan gak tau bagaimana muka gue ini. Dia juga mungkin gak pernah merhatiin gue yang selalu setia duduk paling depan kalo dia lagi perform dulu.

Bagi gue, dia bersinar. Tapi bagi dia, gue invisible. Tak terlihat.
 
Yah, gue pathetic. Sangat pathetic. Unrequited love, kurang lebih seperti itu orang menyebutnya. Cinta yang gak terbalas. Cinta yang gak kesampaian.

Ada yang pernah bilang kayak gini "Apakah cinta yang paling menyedihkan ?, cinta yang patah karena perselingkuhan dan pengkhianatan? cinta yang terpaksa putus karena perbedaan status, strata, agama ? atau cinta yang terpisahkan gunung, lembah, dan samudera ?"
Bukan, sama sekali bukan, karena dengan cinta semacam itu, bagaimanapun pedihnya, mereka masih bisa saling mencintai, atau mungkin saling membenci. Mereka masih bisa menyimpan perasaan satu sama lain, gak peduli rasa apa itu.
Kalo gitu apa yang paling menyedihkan?? yah, cinta yang tak peduli, cinta yang teracuhkan, cinta yang gak terbalas, cinta yang gak kesampaian. Unrequited Love.

Dan yang lebih menyedihkan, cinta yang paling menyedihkan itu pernah gue alami.

Bukan cuma gue,

Cerita ini juga sedang dialami sama teman gue. Namanya Cinta, dia kesemsem berat sama cowok yang juga teman gue, si Rangga (bukan, ini bukan skenario film AADC terbaru). Sayangnya, dengan rasa si Cinta yang segitu gede, si Rangga malah gak punya rasa apa-apa, (mungkin, karena gue pun gak pernah nanya langsung). Dan seperti yang unrequited love biasa lakukan, dia menusuk tajam. Sakit. Si Cinta kesakitan. mungkin saking sakitnya, dia sering jedot-jedotin kepalanya ke tembok, trus bilang "Aduh", trus dijedotin lagi, habis itu nangis bombay sambil garuk-garuk tanah, benar-benar cerdas. Menakjubkan bagaimana efek sikap acuh seorang Rangga terhadap seorang Cinta. Mungkin rasa dia yang gak terbalas udah bikin otaknya geser.

Kemaren, waktu postingan ini masih dalam rencana, gue sempat ngobrol dengan Cinta di twitter.

Gue nanya "bagaimana menurut lo unrequited love itu ?, secara lo lagi ngalamin."

Dia bilang "menyakitkan, dan gak bisa ngapa-ngapain, pasrah aja deh gue, lha dia gak suka sama gue kok"

"Emang sampe gak bisa ngapa-ngapain??"

"Kalo gue, iya."

"...."

Unrequited Love mungkin salah satu hal paling menyakitkan yang pernah Tuhan bikin.


Lantas apa solusinya?? hmm, gak ada solusi, karena ini menyangkut perasaan, dan kita gak mungkin memaksa seseorang untuk merasakan hal yang sama seperti yang kita rasain.

Dan , seperti gue dengan Anin, seperti Cinta dengan Rangga. Pada akhirnya kami cuma bisa menerima, mendoakan, setelah capek berharap. 

Pada akhirnya kami cuma bisa bilang "Semoga dia bisa bahagia, dengan siapapun yang dia pilih".

Pada akhirnya, kami tetap gak bisa menyentuh apa yang kami inginkan.

.......



 Wawawawaww....lebay bin alay lay cikicikibumbum, bukan.?? Hhahhaha #heboh

No comments: